Hot News

Selasa, 15 Februari 2011

Generator listrik paling sederhana

Generator Listrik Paling Sederhana

Generator Kardus
image001
Generator ini tidak menggunakan “komutator” (yaitu semacam cincin yg dibagi dua yg menjadikan keluarannya DC), maka outputnya adalah AC yang langsung dihubungkan ke lampu. Lampu tidak akan putus selama tegangannya sesuai.
Bahan-bahan:
4 bh ceramic magnet (1cm x 2cm x 5cm) atau magnet bentuk lain selain magnet bekas speaker
100 gr / 1ons kawat email uk 0.1mm (ada juga yg lebih tipis lagi)
1bh lampu mini, 1.5V/25mA atau lampu LED
1lb kardus bekas (atau plexiglas/triplex tipis), 8cm x 30cm
1bh paku, minimal 8cm panjangnya
ampelas untuk membersihkan lapisan email kawat
selotip untuk membungkus gulungan kawat
Optional: bor listrik kecil untuk memutar rotornya
Peringatan!
Jauhkan magnet dari semua peralatan elektronik (pc, hp, tv, vcd, piringan cakram, kartu kredit, dsb) karena akan merusak.
Box rumah generator:
Buatlah garis seperti dibawah ini pada kardus. Tentukan titik tengahnya (utk lubang paku nantinya).
gendus0
Catatan: Bila boxnya dari plexiglas/triplex, jangan membuatnya lebih besar dari gambar diatas. Gulungan kawat harus sedekat mungkin dengan putaran magnet agar hasilnya maximal. Jadi buatlah sesuai panjang dan lebar magnet.
Selanjutnya lipatlah menurut garis sehingga berbentuk kotak, dan rekatkan dengan selotip. Garis tengahnya harus berada disisi luar agar mudah ditusuk dg paku.
gendus1
Tusuklah paku di garis tengah kotak hingga tembus kebelakang. Jangan sampai lubangnya kebesaran, asal pakunya dapat bebas berputar sudah cukup. Cabut kembali pakunya.
Menggulung kawat email:
Ambil kawat email. Setelah dilebihkan 10 cm, rekatkan kawat ditengah box dengan selotip lalu mulailah menggulung. Dari tengah terus kebawah/atas, lalu naik lagi hingga keatas/bawah, dst., hingga kawat tersisa 10 cm (kalau bisa posisinya juga ada ditengah). Tidak mengapa bila lubang paku tertutup. Sambil tetap memegang ujung kawat, bungkus gulungan dengan selotip agar tidak terurai, tapi jangan sampai lubang paku ikut terbungkus. Bersihkan lapisan (yg berwarna kuning) kedua kawat 2cm (boleh lebih) dari ujungnya dengan ampelas sekeliling. Dengan hati2 renggangkan gulungan kawat yg menutupi lubang hingga paku dapat masuk., dan pastikan paku dapat berputar bebas.
gendus2
Menempatkan magnet.
Dari 4 magnet jadikan 2 pasang (masing2 saling menempel dg pasangannya). Tempelkanlah kedua pasang magnet tsb di paku (didalam box) memanjang kesamping (berbentuk palang). Atur posisi kedua pasang magnet itu sama dan seimbang., lalu coba putar pakunya (selanjutnya disebut rotor) hingga bebas berputar. Boleh sisipkan ruang kosong diantara pasangan magnet tsb dg kardus sehingga lebih kokoh. Boleh juga magnet2 itu dililit dg selotip agar tidak terlepas dari paku.
gendusmgnt1 gendusmgnt2
Menyambung ke lampu.
Pastikanlah tiap ujung kawat bersih dari lapisannya supaya arus yg lewat dapat bebas mengalir untuk menyalakan lampu, nantinya.
gendus4
Lilitkan ujung2 kawat generator ke kawat2 lampu, dan jauhkan, agar tidak terjadi hubungan pendek.
Test generator.
Putarlah rotor bertahap dari lambat hingga mampu menyalakan lampu dg terang. Bila telah diketahui seberapa kencang putarannya sampai lampu menyala terang, maka jadikanlah patokan. Sebab bila melebihi maka lampu akan putus/terbakar. Perhatikan juga apakah magnet bergesekan tidak dengan boxnya, baik sewaktu diputar kencang maupun setelah melambat, karena akan mengurangi putaran juga. Terang atau redupnya lampu ditentukan oleh seberapa cepat putaran magnetnya, dan seberapa dekat jarak magnet dg gulungannya.
Bila ternyata lampu tetap redup walau telah diputar sekencangnya (apakah juga sama sewaktu diputar dg bor listrik mini) maka mau tidak mau harus ditambah gulungan kawatnya. Caranya tinggal sambung/lilit saja ujung kawat akhirnya dengan yg baru (yg sudah bersih dari lapisan email)lalu gulung dg arah yg sama lagi. Generator ini minimal harus dapat menghasilkan tegangan 2V supaya lampu dapat menyala.
Bila anda bermaksud ingin mengetahui seberapa besar tegangannya bila diputar sekencang-kencangnya, maka tambahkan satu lampu lagi yg disambung secara seri (ujung lampu 1 dg ujung lampu 2, ujung lampu 2 dg ujung generator). Masih juga sanggup menyalakan kedua lampu, tambahkan kembali lampu yg ketiga, demikian seterusnya, hingga lampu yg terakhir tidak menyala walau rotor telah diputar paling kencang.
Catatan.
Berat atau ringannya rotor diputar tergantung dari bebannya. Bila ternyata dg lampu mini tsb rotor terasa berat/keras diputar, maka gantilah dengan lampu LED (ada yg berwarna merah, kuning, hijau dan putih). Led putih dpt menyala dg tegangan 2-5V, led yg lain max 3V.
Menjadikan motor.
Salah satu kawat keluaran generator sambungkan ke ( + ) batere 6V (4x AA), kawat yg lain sentuhkan ke (- ) nya, maka generator ini berubah menjadi motor! Untuk merubah arah putaran, + /- tinggal dibalik.
Merubah tegangan AC menjadi DC.
Cara yg termudah adalah dg menggunakan 4 buah diode (type IN4001 umum, tapi sayangnya arus berkurang hingga ¾ dr keluaran generator. Pilihan lain adalah IN5819, Cuma agak jarang dipasaran).



Disadur dari sini.

Generator sederhana


BAGAIMANA MEMBUAT GENERATOR LISTRIK SEDERHANA DENGAN MAGNET PERMANEN 2

Hubungan 1 Phasa (magnet dan coil berjumlah sama dan saling berhadapan):


Bahan-bahan:
8 bh magnet.
700 gr kawat email 0.3mm.
1 bh plat besi 1mm uk 10.5 x 10.5 cm, bentuk menjadi bulat, atau oktagon.
3 bh hardboard tebal 10mm (papan juga boleh) uk 14 x 14 cm.
1 bh baut batangan dia 6mm (pjgnya 1m, potong 20 cm), mur 10 bh, ring 4 buah.
2 Ball bearing (laher) mesin bor listrik, no 608ZZ.
1 lem super atau lem epoxy.
½ kg resin fiberglas, dan 1 ons katalis.
4 bh dioda 5A.
Lain2: selotip transparan, lakban, sedikit plat almunium tipis.

Membuat dudukan stator:
Ambil hardboard I (14 x 14 cm), bagi 4, tentukan titik tengahnya, buat lingkaran, lalu potong ½ lingkaran saja. Dari titik tengah, buat lingkaran dia. 13 cm, bagilah menjadi 8. Gabungkan hardboard II, tandai mengikuti lingkaran yg sudah terpotong, lalu bor titik tengahnya dg mata bor 4mm, pisahkan kembali. Bor kembali titik tengah masing2 hardboard dg bor kipas (atau terserah) 21mm sedalam 5mm (tebalnya ball bearing/laher). Bor lagi titik tengah kedua hardboard dg mata bor 8mm spy baut bisa tembus. Potong ½ lingkaran hardboard II mengikuti garis. Jadi hardboard I utk tempat koil, hardboard II utk belakangnya.




Menggulung koil:
Buatlah terlebih dahulu coil winder, dari kayu atau besi, uk 6 x 4.5 cm (lih gambar). Potong pipa pralon listrik ¼in dan pipa almunium bekas antena TV sepanjang 12mm. Lebihkan kawat email 10cm, belitkan keluar pd mur, mulailah menggulung sebanyak 400 gulung. Usahakan serapi mungkin. Setelah selesai, lebihkan kawat 10cm, potong, belitkan pd mur beberapa gulung. Potong 2 bh kawat 10cm, ikatkan pd gulungan, agar kalau nanti dilepas dari dudukan tidak terurai. Buka mur2nya, lepaskan formernya, lepaskan gulungannya, arahkan ujung2 kawat koil kebagian lingkaran yg besar, lalu selotip dg ketat kedua sisi koilnya sebelum melepas ikatan kawat. Kawat bekas ikatan jangan dibuang, karena masih bisa dipakai kembali. Buatlah koil sebanyak 8 buah.



Menempatkan koil:
Letakkan tiap2 koil diatas hardboard I yg sudah dibagi 8 tadi diujungnya, tepat ditengah-tengah garis. Kawat keluarannya harus berada diatas. Gunakan selotip memotong lebar koil spy tidak berubah. Setelah yakin posisi tiap2 koil, campur ¼ gelas (plastik bekas) resin + 4 tetes katalis, aduk cepat rata, lalu segera tuangkan ditengah masing2 koil. Biarkan mengeras. Bila kurang, boleh tambah resinnya. Resin harus cepat2 dituang, karena cepat mengental, apalagi bila katalisnya kebanyakan. Bila resin telah keras, lingkarkan lakban sekeliling luar koil2, tutup lubang tengah dg selotip, campur ½ gelas resin + 6 tetes katalis, tuangkan.

Menggabungkan koil:
Amplas atau kerik lapisan email pd tiap2 ujung koil sepanjang 1cm. Kawat tengah adalah awal (A), kawat yg disamping luar adalah buntut (B). Beri nomor 1-8 searah jarum jam. Gabungkanlah (dililitkan lalu disolder, potong bila kepanjangan): 1A-2A, 2B-3B, 3A-4A, 4B-5B, 5A-6A, 6B-7B, 7A-8A.
Maka tersisa 1B dan 8B, itulah outputnya yg nantinya akan dihubungkan ke bridge rectifier (yaitu rangkaian 4 bh dioda).

Membuat Rotor:
Catatan: dudukan rotor boleh dari kayu atau besi (Buka besi coran), tapi yg terbaik adalah besi.
Setelah plat besi dibuat bulat/oktagon, amplas bersih, lalu bagilah menjadi 8 (45 derajat). Bor titik tengah dg mata bor 8mm. Tempatkan magnet ke 1 diujung tepat ditengah garis (sebelumnya beri lem super setetes di platnya) . Letakkan magnet ke 2 disebelahnya dg kutub yg berbeda. Caranya: dekatkan magnet ke 2 diatas magnet ke 1, bila saling menolak maka langsung letakkan; bila saling menarik maka balikkan magnetnya lalu letakkan. Untuk sisa magnet yg lain lakukan hal yg serupa, tapi sisakan satu, sehingga membentuk pola N-S-N-S. Magnet terakhir gunakan utk mengecek apakah posisi kutub tiap magnet berbeda. Bila sudah benar semua, letakkan magnet terakhir ini ditempatnya. Intinya adalah bahwa pada tiap satu garis lurus, terdapat 2 magnet yg kutubnya sama. Tidak usah memikirkan mana yg S dan mana yg N, tidak begitu penting. Kalau penasaran, dekatkan magnet ke kompas utk mengetahui kutub2nya.


Masukkan baut batangan yg sudah dipotong menjadi 20 cm, kencangkan dg mur. Tambahkan 2 mur lagi dibagian depan (atau sama tingginya dg tebal magnet), kencangkan. Kelilingi rotor dg lakban (spy resin tidak mengalir keluar), lalu letakkan ditempat yg datar. Setelah itu campurlah ½ gelas resin dg 4 tetes katalis, aduk cepat sampai rata, kemudian segera tuang keatas plat rotor hingga rata. Tujuan direndam dg resin adalah agar pd putaran kencang magnet tidak terlepas dari dudukannya. Diamkan hingga mengeras. Paling tidak ½ tebal magnet terendam.

Menggabungkan rotor dengan stator:
Lapis sekeliling baut rotor belakang setebal bearing dg plat almunium tipis, agar baut tidak longgar bila dimasukkan ke bearing. Gunakan mur untuk “memaksa” bearing masuk hingga mentok. Masukkan bearing II didepan tapi jangan dulu dilapis. Masukkan rotor ke rumah stator, gabung rumah stator bagian belakang, lalu coba lihat apakah rotor bebas berputar atau tidak. Bila tidak maka tambahkan baut, atau ring. Usahakan jarak rotor dg stator 1-2mm. Bila sudah dapat bebas berputar, baru lapisi sekeliling baut depan dg plat almunium. Gunakan hardboard yg tersisa sebagai dudukan bawah rumah stator, dipaku atau di sekrup. Untuk menutup bagian atas bisa dg plastik fiber atau plat seng.


Hubungkan 2 kawat keluaran stator ke bridge rectifier. Putarlah as dg tangan, boleh kekiri atau kekanan sama saja, karena keluarannya tetap AC (sebelum dihubungkan ke bridge), ukur dg DC voltmeter (karena sudah masuk bridge maka keluarannya menjadi DC). Semakin kencang diputar semakin tinggi voltasenya.



Hubungan 3 Phasa ( Rumus: M/2 x 3):
Caranya sama seperti membuat 1 phasa, hanya jumlah magnet dan koilnya berbeda. Kalau pada 1 phasa magnet dan koil semuanya saling berhadapan. Sedangkan pada 3 phasa ini ada sebagian koil yg berhadapan dg magnet, dan yg sebagian lagi berada diantara dua magnet. Kalau pada 1 phasa jumlah magnet dan koil sama, pada 3 phasa ini jumlah magnet lebih sedikit daripada jumlah koil. Perbandingan antara magnet dg koil adalah: M/2 x 3. Bila magnetnya 4, maka koil: 4/2 x 3= 6. Bila magnetnya 8, maka koil: 8/2 x 3= 12. Bila magnetnya 10, maka koil: 10/2 x 3= 15; dst.
Harus diingat bahwa jumlah magnet harus genap (karena harus ada 2 buah kutub), dan pada setiap garis lurus terdapat 2 magnet yg sama kutubnya.
Pada koil jumlahnya bisa genap atau ganjil tergantung dari banyaknya magnet. Sedangkan penggabungan koilnya adalah 2 bh koil jadi satu pada setiap masing2 garis lurus.
Pada 1 phasa bridge rectifier hanya 1 bh, pada 3 phasa tiap phasa punya masing2 bridge rectifier (3 bh).
Dibawah ini cara membuat generator 3 phasa.

Menggunakan 4 magnet 6 coil:
Perhatikan posisi koil. Ada 2 koil yg berhadapan dg magnet (koil 1 & 4 diatas magnet 1 & 3), 4 koil berada diantara magnet ( ½ bagian koil 2 & 3 diatas magnet 2, ½ bagian koil 5 & 6 diatas magnet 4).



Untuk menggabungkan koilnya adalah (searah jarum jam): 1B-4A, 2B-5A, 3B-6A. Maka akan tersisa: 1A, 2A, 3A, 4B, 5B, 6B. Gabungkanlah 1A-2A-3A, sisanya dihubungkan ke masing2 bridge rectifier. Ini adalah hubungan 3 phasa formasi Star. Pada formasi StarDelta voltasenya lebih kecil tetapi amperenya besar. Formasi Delta: 1A-6B gabung ke bridge, 2A-4B gabung ke bridge, 3A-5B gabung ke bridge. Formasi Star dipakai bila kekuatan pemutar generator tidak begitu besar, sedangkan formasi Delta dipakai bila putarannya tinggi.






Toko penjual magnet permanen:
Mustang Teknik, Glodok Jaya Blok D1/14, telp. (021) 6598056, Jakbar.


Situs Hydro:
http://sleekfreak.ath.cx:81/3wdev/CD3WD/INDEX.HTM
http://www.buildsolar.com/Projects/Hydro/hydro.htm#SmallHydro
http://wondermagnet.com/other/hydro.html
http://www.reuk.co.uk/Building-a-Waterwheel.htm
http://otherpower.com/otherpower_hydro.html
http://www.energyplanet.info/Micro_Hydro/
http://www.green-trust.org/hydro.htm
http://home.carolina.rr.com/microhydro/menu.html
http://www.wildwaterpower.com/
http://www.earthgarden.com.au/waterwheel.html
http://hometown.aol.com/slee529282/bturb.htm
http://runnerduck.com/projects.htm
http://www.informit.com/articles/articles.aspx?p=413663


Situs Wind:
http://www.otherpower.com
http://www.mdpub.com
http://www.wondermagnet.com
http://renewables4africa.com/
http://www.windstuff.com
http://www.yourgreendream.com
http://www.energyplanet.com
http://www.greeleynet.com
http://www.instructables.com
http://www.thebackshed.com
http://sleekfreak.ath.cx:81/3wdev/INDEX.HTM

basic aerodynamic operating principles of windturbines
http://www.awea.org/faq/vawt.html


1.
Tertarik saya dengan hal seperti ini, sudah nyoba bos??? Gimana hasilnya??? saya pingin experiment Juga.... O ya berapa harga Magnet Permanent yang ada di pasaran... dan mohon bimbingan untuk pembuatannya...
 
-> lha, apa yg ada disini adalah hasil experimen sendiri, bukan terjemahan dari situs asing.
Hasilnya bisa s/d 20vdc tanpa beban diputar dengan tangan. Bahkan kalau pakai magnet yg bulat putih (lih gmbr diatas) dg 900 lilitan/koil bisa s/d 60vdc.
Magnet putih tsb harganya 20rb/bh, tokonya sudah tercantum tuh diatas. Kalau magnet mainan yg hitam (lih membuat generator listrik sederhana dg magnet permanen mainan), harganya 3rb/ps. Cuma sekarang sudah susah didapat. Entah kalau di daerah anda.
Silahkan berexperimen, dan silahkan bertanya bila ada kesulitan. Tapi saya sarankan berexperimenlah dg yg sederhana dulu, misalnya dg 2-4 magnet (lih. generator listrik paling sederhana). Setelah berhasil dan mengerti barulah meningkat kepembuatan yg lebih kompleks.

Selamat berexperimen.
kira2 daya yang dihasilkan berapa ? kalo mau dibuat ke suply rumah tangga apakah harus dirangkai lebih jauh ? kan hasilnya DC tuh ?

Mungkin ini dipakai buat ngecharge ACCU, trus ACCU ke inverter gitu kali ya ? biar bisa stabil 220. Secara ,ACCU dan inverter kan udah banyak yg jual.
daya yang dihasilkan tergantung dari kombinasi banyaknya magnet dan kumparan (=banyaknya gulungan per koil + diameter kawatnya); minimal mampu untuk mengisi ulang accu 12/24 v. Besarnya amper tergantung dari diameter kawatnya; 1A menggunakan kawat email dengan diameter 0,6mm, 2A: 0,90mm, 3A: 1mm, 4A: 1,1mm, 5A: 1,3mm, dst. Benar, inverter untuk merubah tegangan DC menjadi AC, dan memang banyak yang jual, apalagi buatan China- murah (kualitasnya??). Kekuatan inverter harus lebih tinggi dr beban pemakaian agar tidak cepat panas & rusak. Jika penggunaan 450w, inverternya 600w, 900w: 1000w, dst. Salam.
Anonim mengatakan...
Om Tony, aku angga..... aku pengen tanya nih om.... nomor HP om dan alamat om dmn to?? soalnya bapak ku pengen kutemu dgn om scr lagsung.... boleh nggak om??
Anonim mengatakan...
Anda hebat. Kalau bikin yang open voltage s/d 600 VDC, output 10 kW - 24 VDC, harganya bisa di atas Rp 150 juta, bahkan sampai Rp 250 juta. Teruskan.... ....> mas fungsi ny, ½ kg resin fiberglas, dan 1 ons katalis apa seh?? ,,misal e g pake itu gpp kn??
-> katalis dan resin utk "membungkus" magnet2. Tdk dipakai tdk apa2. Yg penting jgn sampai magnet2 beterbangan jika berputar kencang. Jgn hanya pakai superglue, tapi tambah dg lem epoxy spy lebih kuat rekatnya. Utamakan keselamatan! Salam.






Disadur dari sini or sini

Kamis, 10 Februari 2011

Manfaat VPN

AKSES MURAH DENGAN VPN



Mungkin rekan2 dah banyak yang tahu atau dah ada trik yang lain. Tapi ngk apa2 lah bikin artikel yang jelek ini. Bagi yang belum tahu bias di coba :D . Ini pengalaman pribadi, gini cerita saya kan beli modem GSM d-link harganya saat promosi adalah Rp499.000 dan Bonus Kouta 300MB setiap bulan selama 6 bulan. Emang sih 300MB habis nya cepat saya hanya 2 hari dah habis . Ada kemauan pasti ada jalan… Gmn cara mengakalin 300MB bias tahan 1 bulan. Yah pake VPN. Vpn menurut bahasa saya membuat computer/client yang jauh menjadi 1 Area/local, maksudnya ada sebuah warnet di padang dengan jumlah client 10. dan di Jakarta komp saya ada 1 buah. Saya melakukan koneksi vpn di ibaratkan komp saya ini ada di warnet di padang tersebut.dengan IP local warnet tersebut. Untuk mengetahui cara membuat sever vpn silahkan liat di http://artikel.xcode.or.id
Coba perhatikan koneksi yang ada. Pada koneksi dengan nama H4nk adalah koneksi dengan menggunakan Modem GSM dengan Akses telkomsel. Pada bagian bawah adalah koneksi dengan menggunakan VPN server.
Vpn di sini melakukan koneksi dengan menggunakan akses 3G.
Coab perhatikan ipconfig /all yang saya lakukan :
Adapter yang paling atas adalah Ip yang di dapat dari telkomsel. Dan bagian bawah adalah ip yang di dapat dari VPN.
Gambar adalah netstat –n yang di lakukan
Terlihat ip 192.168.10.24 melakukan koneksi ke beberapa Ip salah satunya IP dari facebook.com
Dan ini adalah Netstat –n tanpa vpn
Terlihat ip 114.124.10.73 melakukan koneksi.
Nah IP 192.168.10.24 adalah IP Lokal suatu warnet yang telah di set dengan VPN server.
Gambar di bawah ini adalah ipconfig tanpa menggunakan akses VPN
Jadi kalau anda melakukan koneksi dengan VPN ip public anda adalah IP public dari server VPN tersebut. Di sini IP public saya adalah IP dari warnet tersebut.
So.. kesimpulannya yang saya dapat modem Cuma melakukan koneksi ke vpn dengan dan untuk melakukan akses ke luar kita menggunakan akses dari server VPN tersebut. Pusing ya/// saya juga puyeng gmn menjelaskannya. Coba cari di google gmn cara kerja vpn tersebut saya yakin anda akan paham dengan sendirinya.
Kalau kecepatan tergantung dari akses 3G , kalau kita di jaringan bagus dan koneksi di server VPN tersebut tidak terlalu padat bisa cepat, tapi tidak secepat kita menggunakan akses langsung dengan 3G, karena kita menggunakan 3G sebagai jembatan koneksi. Tapi kalau hitungan2 ekonomi,
kalau gunakan 3G akses cepat tapi kuota cepat habis, kalau kuota habis duit cepat habis, kalau duit habis ngk bisa makan = Modar.
Kalau gunakan akses VPN, akses sedikit lelet tapi hemat, kalau hemat banyak duit, kalau banyak duit jadi kaya deh :D
Sekian deh artikelnya dah ngatuk…
Good Luck deh all..




Disadur dari sini.

Budidaya Ikan Mas

BUDIDAYA IKAN MAS
( Cyprinus carpio L ).

1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.


2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta


3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; Perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.

Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.


4. MANFAAT
1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2) Sebagai ikan hias.


5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

6.2. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya
pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2) Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
- Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
- Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
- Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana
yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3) Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
b. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
d. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
e. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4) Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
b. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
c. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
d. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5) Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.


7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama 
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7) Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8) Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
7.2. Penyakit
1) Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah
serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur
NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20
gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5) Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam
larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8) Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.


8. PANEN
8.1. Pemanenan Benih 
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.
Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba.
Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
8.2. Cara Perhitungan Benih
Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan
menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
a) Penghitungan dengan sendok.
b) Penghitungan dengan mangkok.
8.3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam.
Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang
telah disiapkan.
8.4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.


9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yangperlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
a. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
c. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
- Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
- Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
- Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
- Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
- Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.


10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1.Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.

1) Biaya produksi
a. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
b. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-
c. Pakan
- Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
- Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
- Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-
- Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
- Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-
- Obat-oabatan Rp. 10.000,-
d. Peralatan Rp. 50.000,-
e. Lain-lain Rp. 150.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-

2) Pendapatan
a. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
b. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
c. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-

3) Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,-
a. Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-

4) Parameter kelayakan usaha
B/C ratio 1,39

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.


11. DAFTAR PUSTAKA
1) DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990 hal. 2
2) GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988 hal. 5
3) RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 1991 hal. 5
4) RUKMANA, Rahmat. 1992. Prospek Usaha Ikan Mas Menggiurkan Dan Menguntungkan dalam Suara Karya. 18 Februari 1992 hal. 7
5) SANTOSO, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.
6) SUMANTADINATA, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
7) SUSENO, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7. Jakarta : Penebar Swadaya.


12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor : Kemal Prihatman


Disadur dari sini.
:)